Minggu, 17 November 2019

BAB 6 
BEREKSPRESI DALAM SENI RUPA 

A. Berekspresi
          Proses berekspresi memerlukan persiapan antara lain :
     a. Mengamati
     b. Menanyakan
     c. Mencoba
     d. Menalar
     e. Menyajikan

B. Rangkuman
          Berapresiasi adalah salah satu kebutuhan hidup manusia.

C. Refleksi
          Menurut para pisikolog karya lukisan yang di ciptakan para siswa merupakan data kehidupan psikolog yang dapat di pakai sebagai objek penelitian.

D. Uji Kompetensi
    a. Sikap berekspresi
    b. Keterampilan berekspresi
    c. Pengetahuan berkreasi


E. Penilaian Diri
BAB 5
 BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI DENGAN MEMODIFIKASI OBJEK

A. Pengertian Seni Rupa Tiga Dimensi
     Seni rupa tiga dimensi adalah karya yang memiliki dimensi panjang, dimensi lebar dan dimensi tinggi.

   B. Fungsi Seni Rupa Tiga Dimensi
     Karya seni rupa tiga dimensi pada umumnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan karya-karya seni rupa murni. Patung, relief, monumen ) serta seni rupa terapan (desain dan kriya) seperti desain industri, desain interior, kriya rotan, kriya logam, kriya kayu dan lain sebagainya.

   C. Memodifikasi Objek
     Berkarya dengan memodifikasi objek berarti mencipta berdasarkan bentuk objek tertentu, baik sifatnya objek alamiah (ciptaan Tuhan) mauoun sifatnya objek buatan (ciptaan manusia), baik objek makhluk hidup maupun objek benda mati.

   D. Tugas Berkarya Tiga Dimensi 
     Jika sarana dan prasarana telah tersedia (misalnya sanggar seni rupa) teknik-teknik pematungan seperti yang menggunakan gips, kayu, semen, fiberglass, resin, bisa diterapkan.
   
   

 

Rabu, 13 November 2019

BAB 4 

BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI DENGAN MEMODIFIKASI OBJEK

A. Pengertian Seni Rupa Dua Dimensi
   Seni rupa dua dimensi adalah karya yang memiliki dimensi panjang dan dimensi lebar. 

B. Tujuan Penciptaan 
   Pencipataan desain batik, karya desain dua dimensi, sebagai aktivitas perancangan reka bentuk, letak, warna, dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan benda tekstil yang indah dan fungsional.

C. Proses Kreatif
   1. Tahap persiapan
     Coba bereksperimen mereka-reka motif batik baru dengan jalan memodifikasi (memindahkan, membalik, memiringkan, mengubah ukuran, memutar, menghapus, menggabung, memecah, mendistorsi) motif tersebut dengan tujuan untuk menghasilkan desain yang lebih artistik, estetis, dan fungsional.
Lebih artistik berarti lebih menonjolkan kadar seninya. Lebih estetis artinya lebih indah dari motif yang telah ada. Lebih fungsional berarti motif atau corak dalam pemanfaatannya di tengah masyarakat lebih terkonsep.
  
   2. Tahap Elaborasi
     Tahap elaborasi adalah tahap ketika kita menghadapi situasi yang sulit, yaitu mengomunikasikan dan mentransformasikan pengalaman yang implisit ke dalam bentuk yang eksplisit.
 
   3. Tahap Iluminasi 
     Tahap Iluminasi adalah tahap ketika kita menemukan inspirasi baru dari aktivitas kedua tahap sebelumnya. Ini adalah hasil perpaduan anatara kekuatan intelektual, intuisi, dan kepekaan batin dalam mewujudkan desain batik baru dan inovatif.

   4. Tahap Verifikasi
     Tahap verifikasi yakni pengujian proses penjabaran ide desain menjadi karya desain secara terperinci. Kita bekerja berdasarkan rujukan-rujukan pendapat pakar, petikan-petikan teks dari para ahli yang kita baca, atau referensi motif batik yang kita amati.

   

BAB 3 

MENGANALISIS JENIS, TEMA, FUNGSI, DAN NILAI ESTETIS KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI


A. Jenis
   Pengklarifikasian seni rupa dapat dibuat berdasarkan jenisnya.
1. Seni rupa murni seperti lukisan, patung, dan grafis
2. Seni rupa terapan seperti desain dan kriya.
Dari segi bentuk dapat dibedakan menjadi tiga kategori ;
1. Seni rupa dua dimensi
2. Seni rupa tiga dimensi
3. Seni rupa multi dimensi

B. Tema
   Masalah pokok atau tema dikenal sebagai subject matter seni. Tema dapat bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal seperti harapan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal. Realitas eksternal adalah ekspresi interaksi perupa dengan kepercayaan.

C. Fungsi
   Fungsi seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis. Fungsi seni bagi perupa terapan adalah mencipatkan benda fungsional yang estetis.  Sedangkan bagi masyarakat berfungsi memenuhi kebutuhan benda fungsional yang indah.

D. Nilai Estetis
   Nilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi objektif atau intrinsik dan subjektif atau ekstrinsik. 
Nilai estetis dikaji berdasarkan upaya menelusuri aspek sosial, psikologis, dan historis karya seni.

Senin, 05 Agustus 2019

BAB 2
MENGANALISIS, KONSEP, UNSUR, PRINSIP, BAHAN DAN TEKNIK BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI


     Pengertian analisis dalam konteks apresiasi adalah pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya. Penelahaan secara mendalam dilakukan dengan cara menguraikan masalah pokok dengan bagian-bagian karya seni, termasuk hubungan antar bagian dengan keseluruhan, sehingga kita memperoleh kesimpulan yang tepat ketika mengkaji karya seni rupa.

A. Konsep
     Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas pengamatan karya seni untuk menemukan sumber inspirasi, interas seni, interas bentuk, penerapan prinsip estetik,  dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi.

B. Unsur
     Sementara, ketika menganalisi unsur rupa kita mengkaji kualitas penggunaan garis, warna, ruang, tekstur dan penyajian bentuk dalam karya seni rupa murni, desain dam kriya.

C. Prinsip
     Selanjutnya prinsip estetik kita analisis dengan mengkaji aspek : 1) keselarasan (harmony), 2) kesebandingan (proportion), 3) irama (rythme), 4) keseimbangan (balance), 5) penekanan (emphasis)  dalam karya seni rupa. Termasuk kaitannya dengan prinsip estetik yang dianut perupa, misalnya kita perlu menetapkan apakah perupa menggunakan pendekatan estetika pramodern, estetika modern, atau estetika pasmodren.

D. Bahan
     Gagasn seni memerlukan penggunaan bahan baku seni tertentu. Setiap bahan memerlukan pengolahan dan penggunaan alat dan teknik yang sesuai dam serasi. Misalanya patung yang dipersiapkan sebagai elemen estetik sebuat taman, tidak akan menggunakan bahan kayu dengan teknik pahat, tetapi menggunakan bahan perunggu dengan teknik perunggu dengan teknik cor, karena bahan inilah yang tahan terhadap perubahan cuaca.

E. Teknik
     Analisis teknik adalah tahapan penting dalam penilaian seni, karena informasi tersebut merupakan bukti proses pembuatan karya seni untuk menfsirkan nilainya.
BAB 1
BERAPRESIASI SENI RUPA, SENI MUSIK, SENI TARI,  SENI TEATER

     Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan, menikmati, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya seni serta menghormati keberagaman konsep dam variasi konvensi astistik eksistensi dunia seni rupa. Secara teoretik menurut Brent G. Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art Education; apresiasi seni memiliki tiga domain,  yakni: perasaan (feeling),  dalam konteks ini terkait dengan perasaan keindahan, penilaian (valuing) terkait dentan nilai seni, dan empati (emphatizing), terkait dengan sikap hormat kepada dunia seni rupa, termasuk kepada profesi seniman, yaitu perupa (pelukis, pematung, penggrafis, pengeramik, pendesain, pengriya, dan lain-lain).
   

A. Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater
     Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa yang disebut "sense of beauty", rasa keindahan.
Senantiasa rasa keindahan berperan memandu perilaku kita untuk memilih apa yang kita anggap menampilkan citra harmonis yang pada umumnya kita sebut tampan, cantik, gagah, ayu, dan rapi.
     Secara psikologis pengalaman pengindraan karya seni itu berurutan dari sensasi (reaksi panca indra kita mengamati seni), emosi (rasa keindahan), impresi (kesan pencerapan), interpretasi (penafsiran makna seni), apresiasi (menerima dan menghargai makna seni),  dan evaluasi (menyimpulkan nilai seni). Aktivitas ini berlangsung ketika seseorang mengindra karya seni, biasanya sensai tersebut diikuti dengan aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi, diferensi, dan sintesis. Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spritual dan intelektual bagi pengamatnya. 

B. Pengembangan Sikap Empati kepada Profesi Seniman dan Budayawan
     Apresiasi seni budaya, termasuk seni rupa, sebagai bagian dari estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas kemampuan mengapresiasi keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

C. Mengamalkan Perilaku Manusia Berbudaya dalam Kehidupan Bermasyarakat
     Kata budaya berasal dari bahasa sanskerta, buddayah bentuk jamak dara kata budhi yang berarti akal dan nalar. Jadi kata kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang berhubungan dengan budi, akal, dan nalar. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanyaa itu.
     ‎Kebudayaan memiliki tiga wujud (1) kebudayaan sebagai konsep (2) kebudayaan sebagai aktivitas, dan (3) kebudayaan sebagai artefak.  Dengan klasifikasi seperti ini seluruh aktivitas interaksi manusia dengan Tuhan, interaksi dengan masyarakat, dan interaksi dengan alam, semuanya adalah kebudayaan.
     ‎Kata budaya sering juga dipadankan dengan kata adab, yang menunjukkan unsur-unsur budi luhur dan indah. Misalnya kesenian, sopan santun, dan ilmu pengetahuan, adalah peradaban atau kebudayaan. Namun menurut Van Peursen, dewasa ini filsafat kebudayaan modern akan meninjau kebudayaan terutama dari sudut policy tertentu, sebagai satu strategi atau master plan bagi hari depan.

D. Interaksi dan Komunikasi Efektif dengan Lingkungan Seni Budaya
     Dari pengalaman belajar apresiasi seni, di harapkan berkembang sikap demokratis, etis, toleransi, dn sikap positif lainnya. Sikap demokratis mislnya akan tercermin ketika siswa mengacu kepada prinsip diferensiasi dam tidak diskriminatif.
Contoh sikap demokratis lain adalah perilaku yang tidak bias gender.

E. Rangkuman
     Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, menghargai nilai-nilai keindahan, keberagaman, dan kaidah artistik eksistensi karya seni rupa. Sikap apresiatif ini terbentuk, atas kesadaran dan kontribusi para seniman bagi bangsa dan negara, atau bagi nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya. Pengenalan tokoh-tokoh budaya, perupa murni, pendesain, dan pengriya, dan reputasinya, adalah upaya nyata mengembangkan perasaan simpati,  yang jika dilakukan berulang-ulang akan meningkat menjadi perasaan empati.

F. Refleksi
     Setiap manusia dianugerahi oleh Tuhan perasaam keindahan, sadar atau tidak manusia menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas kesenirupaan, baik dalam proses penciptaan, pengkajian, dan penyajiannya senantiasa dipandu oleh rasa keindahan yang sifatnya esensial dalam seni. Pada hakikatnya, pengalaman menikmati rasa keindahan itu memberikan kebahagiaan spritual bagi manusia. Oleh sebab itu, seudah selayaknya manusia mensyukuri anugerah Tuhan itu dan memuliakan nama-Nya.
     ‎